Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan dari berbagai alternatif pilihan.
Macam-macam keputusan
Menurut Simon ada dua macam keputusan, yaitu :
1. Keputusan yang terprogram (programmed decision),
Yaitu keputusan yang dilakukan secara rutin dan berulang. Keputusan itu diambil karena adanya kebijaksanaan, peraturan dan dijadikan patokan pelaksanaan operasional. Contohnya kenaikan gaji secara berkala bagi pegawai yang sesuai ketentuan atau yang sudah memenuhi syarat. Unit kepegawaian dalam penyelesaian semacam ini tidak perlu lagi meminta petunjuk kepada pimpinan atas , sebab sudah ada pedoman dan standar yang dapat diikuti demikian dengan format administrasi dan sebagainya. Contoh lainnya adalah pemesan kertas dan peralatan kantor lainnya ketika persediaan berkurang.
2. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision),
Yaitu keputusan insidental yang diambil apabila ada permasalahan yang muncul yang perlu dipecahkan. Keputusan tidak terprogram sering kali melibatkan perencanaan strategis karena ketidakpastian begitu besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks.
Contohnya: keputusan untuk membangun pabrik baru, mengembangkan produk atau pelayanan baru, memasuki pasar geografis baru, atau merelokasi markas besar ke kota lain. Aplikasinya dapat kita lihat ketika CEO baru AT&T Michael Armstrong memutuskan untuk menjual dua unit bisnis yang tidak terkaitdan membeli Teleport Communications, sebuah perusahaan telepon lokal, ia membuat keputusan tidak terprogram.
Menurut Johannes Supranto, ada 4 macam kategori keputusan, yaitu:
1. Keputusan dengan kepastian (Certainly)
Berarti informasi yang dibutuhkan pengambil keputusan tersedia lengkap. Para manajer memiliki informasi mengenai kondisi operasi, biaya atau batasan-batasan sumberdaya, dan masing-masing tindakan dan kemungkinan perolehan hasil. Contohnya apabila sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan investasi $ 10.000 bagi perlengkapan baru dan tahu pasti akan menghasilkan $ 4.000 penghematan biaya pertahun untuk lima tahun ke depan, maka manajer dapat mengkalkulasikan tingkat pengembalian sebelum pajak sebesar kurang lebih 40 persen.
2. Keputusan dengan ketidakpastian (uncertainly)
Bahwa manajer tahu sasaran mana yang ingin dica pai tetapi informasi yang didapat mengenai alternatif dan kejadian-kejadian di masa depan tidak lengkap. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah harga, biaya produksi, volume atau tingkat suku bunga masa depan, sulit dianalisis dan diprediksi. Sebagai contohnya East Codak menghadapi ketidakpastian yang besar ketika memutuskan untuk melakukan investasi sebesar $500 juta per tahun untuk mengembangkan produk-produk fotografi digital yang diharapkan para eksekutif akan memberikan perubahan secara fundamental mengenai cara orang berkreasi dan memandang fotografi.
3. Keputusan dengan risiko
Bahwa sebuah keputusan memiliki sasaran jelas daan didasarkan pada informasi yang baik, namun demikian konsekuensi-konsekuensi masa depan dari masing-masing alternatif keputusan tidak pasti. Misalnya perusahaan McDonal’s melakukan kalkulasi risiko dan kerugian atas peluncuran lini Sandwich Arch Deluxe. McDonal’s memiliki informasi yang mengindikasikan bahwa line sandwich dengan sasaran orang-orang dewasa akan berhasil, tetapi pada kenyataannya Arch Deluxe yang diluncurkan dengan biaya $100 juta, gagal dipasaran.
4. Keputusan dengan konflik (ambiguitas)
Bahwa sasaran yang ingin diraih tidak jelas, dan alternatif sulit didefenisikan dan informasi mengenai hasil yang diharapkan tidak tersedia. Misalnya permasalahan Pepsi Cola yang akan melakukan penarikan produk karena konsumen menganggap adanya bahan kimia berbahaya yang disuntikan melalui kaleng pada saat pembuatan. Tetapi setelah dilakukan analisis situasi konsumen berulang-ulang maka Pepsi Cola tidak jadi melakukan penarikan produk tetapi melakukan pendekatan masyarakat besar-besaran dan kampanye pendidikan melalui siaran TV dan radio.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar