Langsung ke konten utama

Situ Gintung

KASUS SITU GANTUNG

Mungkin semua orang tak heran lagi dengan kabar yang satu ini

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan survei terhadap waduk resapan di kawasan Jabotabek beberapa waktu lalu.

Dari 80 waduk atau situ yang disurvei, Kepala Badan Mitigasi Bencana BPPT Sutopo Purwonugroho mengatakan, Situ Gintung merupakan tanggul yang paling ekstrim jika dilihat dari potensi bencana. Alasannya, situ tersebut berada lebih tinggi dibandingkan permukiman di sekitarnya.

"Dibandingkan 80 situ lain yang kami survei, Situ Gintung paling ekstrim. Artinya, situ itu berada di atas dan di bawahnya permukiman," ujar Sutopo seusai mengisi diskusi mingguan di Gedung DPD.

Berdasarkan pengamatan BPPT, permukiman tersebut dibangun di badan tanggul dengan beda ketinggian antara tinggi tanggul dan rumah di bawahnya mencapai sekitar 15 meter. Padahal, aturan untuk daerah sepadan sungai, idealnya berjarak 50 meter.

Situ Gintung awalnya merupakan sungai yang kemudian dilakukan pembendungan sehingga ukurannya mengecil. Namun, watak sungai, menurut Sutopo, tidak bisa dilawan dan suatu saat akan kembali ke asalnya jika terjadi pemicu-pemicu lain.

"Untuk tanggul, tidak ada di mana pun badan tanggul menjadi permukiman. Tanggul, dari ujung suatu bukit, di kiri kanannya harus bebas dari permukiman," ujarnya.

Akan tetapi, BPPT selama ini memang belum pernah melakukan analisis terhadap risiko-risiko situ di Jabotabek. Apa yang dilakukan BPPT sebatas menganalisis potensi bencananya saja. "Dengan visual, kami akan melihat bahwa situ yang lebih tinggi memiliki risiko yang sangat besar," kata Sutopo.

Oleh karena itu, ia memberikan catatan, jebolnya tanggul tidak semata-mata karena dorongan yang besar terhadap badan tanggul. Jebolnya Situ Gintung juga karena faktor aspek tata ruang. Padatnya permukiman di sekitar situ memberikan beban tersendiri.

Hal yang patut dipertanyakan, bagaimana masyarakat bisa mendapatkan izin untuk memiliki lahan dan membangun permukiman? "Bukan hanya memiliki, tapi juga bisa dibangun rumah dan bahkan perguruan tinggi. Ini tentu kaitannya dengan tata ruang yang ada belum memasukkan aspek-aspek analisis risiko," kata dia.

BPPT merekomendasikan, ke depannya perlu dilakukan survei dan review terhadap situ yang diduga memiliki potensi bencana. Selain itu, perlu disusun analisis risiko dan melengkapinya dengan sistem peringatan dini di situ-situ tersebut. Audit teknologi terhadap kekuatan struktur dan kelayakan dari bendungan, tanggul, jembatan, dan infrastruktur keairan juga harus dilakukan. Kita berdoa saja semoga kasus tersebut tidak terjadi lagi di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI STRATEGI : ISU-ISU PEMASARAN, KEUANGAN/AKUNTANSI, LITBANG, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Sifat Alami dari Implementasi Strategi Faktanya, untuk setiap strategi yang telah direncanakan, implementasi yang baik atas strategi tersebut hanya menghasilkan keberhasilan sekitar 10 persen atau kurang. Hal ini dikarenakan kegagalan dalam melakukan segmentasi pasar yang baik, terlalu memperhatikan kebijakan akuisisi baru, dan tertinggal jauh dari dari para pesaing dalam litbang. Implementasi strategi berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manajer pabrik, manajer-manajer divisi, manajer departemen-departemen, manajer panjualan, manajer produk, manajer proyek, manajer personalia, manajer staf, supervisor, dan seluruh karyawan. A. Isu-Isu Pemasaran Ada beberapa contoh dari keputusan pemasaran yang mungkin membutuhkan kebijakan : 1. Menggunakan dealer atau kombinasi saluran yang eksklusif dalam distribusi. 2. Menggunakan iklan TV yang banyak, sedikit, atau tidak menggunakan sama sekali. 3. Membatasi (tidak membatasi) kontribusi a

Unsur-unsur pengambilan keputusan

Agar pengambilan keputusan lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur dari pengambilan keputusan tersebut, antara lain yaitu : 1. Tujuan dari pengambilan keputusan Misalnya jika anda membeli mobil baru, maka anda harus mengetahui lebih dahulu tujuannya. Biasanya tujuan yang umun adalah tujuan yang bersifat ekonomis. 2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah Untuk mengadakan identifikasi alternatif-alternatif yang akan digunakan, perlu kiranya membuat daftar macam-macam tindakan yang memungkinkan untuk mengadakan pilihan. 3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar jangkauan manusia Yang dimaksud kejadian diluar jangkauan manusia adalah peristiwa yang dapat dibayangkan manusia sebelumnya, namun manusia tidak sanggup atau kurang berdaya untuk mengatasinya. Misalnya keputusan membeli mobil baru itu perlu dikaitkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan seperti pem

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, natara lain : Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942) Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit