Sejarah
Mobile-8 didirikan pada tanggal 16 Desember 2002. Dengan menggunakan merek dagang Fren (Fast Reliable Enjoyable Network), Mobile-8 meluncurkan layanan prabayar pada tanggal 8 Desember 2003 dan layanan pascabayar pada tanggal 8 April 2005. Mobile-8 menawarkan layanan dengan teknologi CDMA 2000-1X dan beroperasi atas dasar lisensi jaringan bergerak selular yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Dengan mengadopsi teknologi CDMA 2000-1X, jaringan selular Fren menawarkan layanan dengan kualitas suara yang lebih jernih, kemampuan meminimalisasi terputusnya sambungan (dropped calls) serta akses data yang lebih cepat. Selain menggunakan teknologi CDMA 2000-1X, Mobile-8 telah meluncurkan layanan berbasis teknologi Evolution Data Optimized (EV-DO) yang mampu menghadirkan layanan data berkecepatan tinggi hingga 2.4 Mbps.
Visi
Menjadi ‘Operator Pilihan’ yang memberikan layanan yang melampaui harapan pelanggan dengan fokus pada efisiensi dan koneksi untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat yang dinamis, kreatif, praktis dan bermobilitas tinggi.
Misi
Untuk memaksimalkan nilai-nilai bagi para stakeholderdengan terus berinovasi dan mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang kuat secara konsisten.
Target Pemasaran
Mobile-8 menghadirkan layanan berkualitas tinggi dan layanan suara dan data yang bernilai tinggi. Mobile-8 secara khusus menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup pelanggan, tidak hanya terbatas pada pengguna telepon selular pertama kali, remaja dan profesional muda atau eksekutif yang sibuk.
Untuk melakukan penelitian ini penulis menggunakan alat analisis kerangka SWOT analysis dengan indikator pengukuran berdasarkan model keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustained competitive advantage model) yang didisain oleh Wright, Kroll, and Parnell, 1996:52). Model ini dikombinasi dan diperkaya dengan model tiga kunci utama strategi bersaing oleh Harvard’s Michael Porter (1980:35).
Kemudian dengan menggunakan model proses manajemen stratejik (strategic management process) oleh Wheelen and Hunger (2002:1), maka analisis deskriptif penelitian ini dilakukan melalui 4 (empat) fase, yakni: fase I, ‘environmental scanning’ (SWOT analysis) dengan mengunakan data primer peneliti tahun 2005 dan data sekunder perbankan nasional tahun 2004; fase II, ‘strategy formulation’ dengan menggunakan model ‘sustained competitive advantage’; fase III, ‘implementation strategy’ dengan menggunakan model ‘3 key competitive strategies’ oleh Michael Porter, ‘human champions’ oleh Ulrich (1997:5), dan ‘visionary leader’ (Schemerhorn, 1999:263; Nanus, 2001:158); dan fase IV, ‘evaluation and control’ dengan menggunakan model ‘Balanced Scorecard’ (Kaplan and Norton, 19915 & 2001) dan ‘firm performance’ oleh Noe et al (2000:44).
Fase ‘Enviromental Analysis’
Dalam melakukan ‘environmental analysis’ dengan pendekatan SWOT analysis yang terdiri dari: (1) internal analysis meliputi: kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses); (2) external analysis meliputi: kesempatan (opportunities) dan ancaman (threaths). Analisis ini menggunakan data primer dan data sekunder penelitian ini serta data sekunder yang bersumber dari media cetak dengan sumber institusi yang jelas.
(1) Data Primer Penelitian
Dengan SWOT analysis dapat diidentifikasi: a) kekuatan (strengths); berdasarkan loading factor data primer meliputi: ‘innovation’ untuk budaya organisasional, ‘challenge the process’ untuk kepemimpinan visioner, ‘social service’ untuk kepuasan kerja, ‘managerial roles’ untuk kinerja manajer, dan perspektif ’financial’ , ’customer’ serta ‘internal business process’ untuk kinerja organisasi.;
b) kelemahan (weaknesses); berdasarkan loading factor data primer meliputi: ‘result orientation’, ‘people orientation, ‘team orientation” untuk budaya organisasional; ‘be anthusiastic’, ‘help others to act’, ‘celebrate the achievements’ untuk kepemimpinan visioner; ‘affective commitment’ dan ‘continuance commitment’ untuk komitmen organisasional; ‘activity’, ‘compensation’, ‘independence’, ‘recognition’ dan ‘social status’ untuk kepuasan kerja; ‘managerial functions’ untuk kinerja manajer; ‘innovation and learning’, ‘customer aspect’, dan ‘financial aspect’ untuk kinerja organisasi perbankan; (c) kesempatan (opportunities); pihak direksi perusahaan telco umum secara bersama-sama dengan komisaris serta shareholders memberi perhatian yang serius untuk mengatasi kelemahan-kelemahan (weaknesses) dilihat dari semua dimensi yang masih bermasalah disebutkan butir 2 di atas; dan ancaman (threats); kemungkinan karyawan dan manajer profesional akan memilih pindah ke perusahaan telco lain yang lebih memberi peluang untuk maju dengan sistem kompensasi total yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar