Langsung ke konten utama

KONDISI PEREKONOMIAN AS DAN CHINA


Beijing membuat nilai tukar yuan berada di bawah nilai pasar untuk meningkatkan daya saing ekspor negerinya. Neraca perdagangan China surplus pada Juli 2009 melonjak menjadi USD28,7 miliar seiring keberhasilan China membukukan rekor tertinggi ekspor sebesar USD145,52 miliar. Kinerja ekspor China ini merupakan surplus tertinggi sejak bulan Januari 2009. Semakin cemerlangnya kinerja surplus perdangan ini akan membuat tekanan terhadap China untuk mengapresiasi yuan semakin tinggi. Bea dan Cukai China mengumumkan, surplus Juli melonjak sekira USD8,5 miliar dibandingkan Juni yang tercatat USD20,02 miliar. Kinerja Juli juga diatas ramalan analis yang sebelumnya mengestimasi surplus hanya USD19,6 miliar.
Secara tren, lonjakan Juli 2009 merupakan titik balik dibandingkan Maret 2009 saat China mengalami defisit perdagangan. Namun, Bea dan Cukai China mengalami pertumbuhan pada bulan Juli 2009 lebih rendah mengalami perlambatan. Ekspor Juli 2009 tumbuh 38,1 persen dibandingkan periode sebelumnya (year on year/yoy). Tapi, lebih rendah dibandingkan Juni 2009 karena ekspor tumbuh hingga 43,9 persen. Akibatnya, pengambil kebijakan di Beijing diprediksi akan lebih kebal terhadap tekanan dari luar negeri untuk mengapresiasi nilai tukar yuan terhadap dolar AS secara cepat. Pemerintah China akan menolak tekanan tersebut dengan dalih pertumbuhan ekspor mereka mengalami perlambatan.

DAMPAK TERHADAP PEREKONOMIAN AS
Kebijakan Beijing membuat nilai tukar berada di bawah nilai pasar diprotes Amerika dan Eropa, dan mereka meminta Beijing menguatkan nilai tukar yuan lebih cepat. Data-data menunjukkan pengaruh krisis utang Eropa dan lemahnya pemulihan di Amerika Serikat (AS) atas kinerja ekonomi China sangat terbatas. Konsumen dari Eropa dan AS masih terus membeli televisi, kaos dan sepatu kulit produksi Negeri Cina. , Sejak Juni 2009 nilai tukar yuan terhadap dolar AS hanya menguat kurang dari satu persen. Fakta ini membuat pengambil kebijakan di AS dan mitra dagang China lainnya marah karena mereka menilai nilai tukar yuan 40 persen lebih rendah dari nilai pasar.
AS menuduh China memanfaatkan keunggulan murahnya nilai tukar sebagai sesuatu yang tidak adil. Bulan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) berpendapat nilai tukar yuan terlalu rendah.
Hampir dua tahun Cina mematok nilai tukar 6,81 yuan per dolar Amerika. Fluktuasi nilai tukar yuan yang diperbolehkan hanya 0,5 persen. Kebijakan itu ditujukan untuk menolong sektor manufaktur yang ditopang jutaan tenaga kerja, dan membantu para eksportir Cina bertahan dari tekanan krisis finansial global 2008. Patokan nilai tukar itu ditentang oleh mitra dagang Cina. Sebab, hal ini hanya menguntungkan ekspor Cina pada saat ekonomi dunia lesu dan pengangguran meningkat akibat krisis finansial global. Para analis mengatakan nilai tukar yuan terhadap dolar hampir 40 persen berada di bawah valuasi wajar.
Bahkan, gara-gara kebijakan ini, anggota Senat Amerika Serikat mengancam akan membuat undang-undang yang memungkinkan pihak berwenang Amerika memberlakukan tarif bagi setiap barang Cina yang membanjiri negeri itu. Di mata anggota Senat, sikap Cina itu tak beda dengan memberikan subsidi ilegal buat pengusaha negeri itu dengan memanipulasi nilai tukar mata uang.
AS gelisah, akibat patokan nilai tukar mata uang Cina yang kelewat rendah, barang ekspor Amerika menjadi mahal dan tidak kompetitif. Perusahaan sulit mencari untung. Hal ini bisa berimbas pada angka pengangguran di Amerika yang masih tinggi. Sebaliknya, produk yang diimpor dari Cina lebih murah. Neraca perdagangan Amerika dengan Cina kian defisit. Tingginya angka pengangguran dan kecemasan dalam menghadapi kesepakatan perdagangan bebas dengan negara-negara lain menjadi faktor krusial.
Kebijakan mematok nilai yuan terhadap dolar tentu memiliki dampak negatif, seperti inflasi karena Bank sentral Cina perlu menggunakan cadangan devisanya untuk menjaga nilai tukar yuan.
Dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang jauh lebih tinggi dari Amerika serta surplus neraca perdagangannya yang jauh lebih besar dari negara maju lain, memang secara teori nilai tukar mata uang yuan memang harus menguat. Masalahnya, pemerintah Cina belum yakin betul ekonomi dalam negerinya memang sudah cukup kuat untuk menggantikan ekspor sebagai penggerak roda ekonomi.
Ada banyak penjelasan kenapa Cina melakukan hal ini, tetapi hanya ada satu alasan yang selalu menjadi keluhan pihak di luar Cina yaitu bahwa kebijakan ini membuat industri Cina tetap kompetitif dibandingkan negara lain.
Amerika mengatakan kebijakan ini menciptakan ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara karena produk-produk Cina yang lebih murah harganya lebih banyak diserap pasar Amerika dibandingkan dengan barang-barang Amerika yang mahal berhasil masuk ke pasaran Cina.
Akibat krisis keuangan tahun 2008, Amerika memang mengharapkan Cina sebagai motor pertumbuhan ekonomi dunia karena Amerika memandang Cina sudah menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di dunia.
Amerika menginginkan Cina bertanggung-jawab juga atas pemulihan ekonomi dunia. Amerika yang terkena resesi akan lebih diuntungkan jika nilai tukar yuan terhadap dolar menguat atau dengan kata lain kurs dolar melemah.
Jika itu terjadi, Amerika berharap Cina akan lebih banyak mengimpor barang-barang Amerika. Ekspor Amerika akan naik, diserap oleh Cina dan itu akan membantu pemulihan ekonomi Amerika.

CARA MENGATASINYA
China sebagai negara besar seharusnya lebih mempertimbangkan kebijakannya tersebut. Dengan mematok nilai tukar yang lebih rendah daripada harga pasar, China hanya menguntungkan dirinya sendiri karena dengan sendirinya nilai ekspornya akan meningkat sebagai dampak harga produk mereka yang murah. Namun, kebijakan ini akan membuat negara pesaingnya tidak mampu menawarkan harga yang bersaing dengan negara China. Hal ini dapat mempengaruhi perekonomian global. Kebijakan tarif China sebaiknya mengikuti harga pasar.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI STRATEGI : ISU-ISU PEMASARAN, KEUANGAN/AKUNTANSI, LITBANG, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Sifat Alami dari Implementasi Strategi Faktanya, untuk setiap strategi yang telah direncanakan, implementasi yang baik atas strategi tersebut hanya menghasilkan keberhasilan sekitar 10 persen atau kurang. Hal ini dikarenakan kegagalan dalam melakukan segmentasi pasar yang baik, terlalu memperhatikan kebijakan akuisisi baru, dan tertinggal jauh dari dari para pesaing dalam litbang. Implementasi strategi berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manajer pabrik, manajer-manajer divisi, manajer departemen-departemen, manajer panjualan, manajer produk, manajer proyek, manajer personalia, manajer staf, supervisor, dan seluruh karyawan. A. Isu-Isu Pemasaran Ada beberapa contoh dari keputusan pemasaran yang mungkin membutuhkan kebijakan : 1. Menggunakan dealer atau kombinasi saluran yang eksklusif dalam distribusi. 2. Menggunakan iklan TV yang banyak, sedikit, atau tidak menggunakan sama sekali. 3. Membatasi (tidak membatasi) kontribusi a

Unsur-unsur pengambilan keputusan

Agar pengambilan keputusan lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur dari pengambilan keputusan tersebut, antara lain yaitu : 1. Tujuan dari pengambilan keputusan Misalnya jika anda membeli mobil baru, maka anda harus mengetahui lebih dahulu tujuannya. Biasanya tujuan yang umun adalah tujuan yang bersifat ekonomis. 2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah Untuk mengadakan identifikasi alternatif-alternatif yang akan digunakan, perlu kiranya membuat daftar macam-macam tindakan yang memungkinkan untuk mengadakan pilihan. 3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar jangkauan manusia Yang dimaksud kejadian diluar jangkauan manusia adalah peristiwa yang dapat dibayangkan manusia sebelumnya, namun manusia tidak sanggup atau kurang berdaya untuk mengatasinya. Misalnya keputusan membeli mobil baru itu perlu dikaitkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan seperti pem

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, natara lain : Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942) Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit