Membuka mata dan mengakui adanya kasih bukanlah perkara mudah untuk sebagian besar manusia di zaman yang semakin modern. Modern memunculkan sisi negatifnya, salah satunya yaitu membenamkan kasih yang sesungguhnya. Memilih seseorang yang pantas terkadang dilihat dari kualitas yang tertempel dalam diri orang yang akan dipilih, beberapa memilih item kaya, cakep, beberapa memilih pintar atau ukuran lain yang tanpa sadar menuju kesempurnaan (HEI TIDAK ADA YANG SEMPURNA). Tidak bisa dipungkiri memang semua itu perlu untuk hidup yang lebih baik, tidak ada orang yang ingin melahirkan keluarga miskin, gak cakep, gak pinter, de el el, tetapi terkadang kita lupa teori kasih sesungguhnya sedang perlahan pudar (lagu HAHAHA).
Saya melihat berbagai contoh, ada keluarga yang dibangun karena kasih awalnya tapi tenggelam karena masalah, ini saya kategorikan dalam "belum sejati", ada yang awet padahal awalnya gak begitu suka. Yap, that's life. Kita menyadari, ga ada satu mahluk pun yang bisa menebak siapa yang akan menjadi pasangan kita. Bertemu dengan orang yang rasanya pas, tapi tetap terpisah, dengan orang yang dijodohkan tapi malah lebih bahagia, semua memang memiliki risiko atas pilihan itu, tapi apapun itu tetaplah lahirkan kasih. Mungkin memang harus seperti itu, saya sedikit tidak setuju dengan pemikiran ini, terkadang yang menurutmu layak yah harus diperjuangkan, dan dimindset saya, yang tidak diperjuangkan adalah yang tidak layak, yap terlalu ekstrim, tapi itulah sisi logisnya.
Berbicara soal kasih (saya lebih suka menggunakan kata kasih dibanding cinta, ya whateverlah) membuat sebagian orang senang, tapi buat saya itu hal yang memuakkan (jangan jangan single.. YAP, you're right -__-"). Saya suka memiliki banyak teman dekat tapi untuk dijadikan itu tuh sangat tidak mudah. Terlalu melankolis emang, tepatnya kebanyakan mikir dan lebih tepatnya lagi tidak tau actionnya harus seperti apa yang tepat, yap jujurlah wahai melankolis reader HAHAHA. Somehow uda menemukan moment tapi stagnan, memilih menutup bibir dan terus berpikir, eh keburu orangnya kabur, dan begitulah seterusnya sampai akhir zaman HAHAHA. Tapi mau ga mau ini harus dipikirkan, berpikir bahwa time will prove it uda ga berlaku kalau cuma diem aja, sedikt action ga apa ya kaya lagu chibi maruko chan (sekarang ganti baju agar menarik hati ayo kita mencari teman) atau melakukan tarian Cinderella pas memakai gaun indah pemberian peri pelindung, azzzz jadi ngawurrrrrrr.
Well, intinya jalanilah kehidupan kasih masing-masing dengan caramu sendiri, ga perlu mengikuti cara orang lain untuk membuktikan apapun, tetap filter aja saran mereka tapi eksekusinya tetep harus kamu sesuaikan dengan kondisi yang ada. That's all i thought, wish us get the best lifemate.
Berbicara soal kasih (saya lebih suka menggunakan kata kasih dibanding cinta, ya whateverlah) membuat sebagian orang senang, tapi buat saya itu hal yang memuakkan (jangan jangan single.. YAP, you're right -__-"). Saya suka memiliki banyak teman dekat tapi untuk dijadikan itu tuh sangat tidak mudah. Terlalu melankolis emang, tepatnya kebanyakan mikir dan lebih tepatnya lagi tidak tau actionnya harus seperti apa yang tepat, yap jujurlah wahai melankolis reader HAHAHA. Somehow uda menemukan moment tapi stagnan, memilih menutup bibir dan terus berpikir, eh keburu orangnya kabur, dan begitulah seterusnya sampai akhir zaman HAHAHA. Tapi mau ga mau ini harus dipikirkan, berpikir bahwa time will prove it uda ga berlaku kalau cuma diem aja, sedikt action ga apa ya kaya lagu chibi maruko chan (sekarang ganti baju agar menarik hati ayo kita mencari teman) atau melakukan tarian Cinderella pas memakai gaun indah pemberian peri pelindung, azzzz jadi ngawurrrrrrr.
Well, intinya jalanilah kehidupan kasih masing-masing dengan caramu sendiri, ga perlu mengikuti cara orang lain untuk membuktikan apapun, tetap filter aja saran mereka tapi eksekusinya tetep harus kamu sesuaikan dengan kondisi yang ada. That's all i thought, wish us get the best lifemate.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar