Langsung ke konten utama

Every Hi has its Goodbye, Every Happiness has its Tears, It's called LIFE



Aku masih ingat pertama kali aku menapaki Ibukota, 2012. Aku menaruh banyak harapan dengan kota ini, aku bisa meninggalkan tekanan rumah dan memulai dengan diri sendiri. Awalnya aku tinggal bersama dengan saudaraku dan berimajinasi akan memiliki hubungan yang baik sama seperti saudara-saudara lainnya yang diperlakukan keluargaku dirumah kami. Layaknya berharap menjadi seorang anak dirumah itu, aku membayangkan memiliki tempat yang nyaman untuk mempersiapkan diri ujian-ujian kerja, minimal nyaman. Sesampai aku dirumah itu, itu adalah sebuah kios usaha air minum, bukan rumah, tinggal bersama bertiga dan menjaga kios sampai jam 12 malam dan bangun dipagi hari jam setangah 6 pagi, aku belum bisa menyesuaikannya, beberapa kali aku ditegur. Aku sangat menerima itu dan sadar kalau aku hanya menumpang. Aku harus berbelanja dan memasak setiap hari untuk 6 orang dan menerima beberapa kritikan atas masakan, katanya masakanku terlalu banyak, boros, ini terlalu royal dan menghabiskan uang mereka, dalam benakku aku hanya melakukan hal yang sama saat dirumah bersama keluargaku dan orangtuaku memuji ketika masakanku kaya akan bahan, ini adalah pandangan yang berbeda, aku harus menyesuaikan diri kenapa, karena aku tidak punya siapapun lagi disini kecuali mereka.

Ujian-ujian kerja pun dimulai, aku sangat bersemangat karena tes ini merupakan lanjutan dari tes pada saat di Medan dan aku pasti lulus, hampir selesai. Seperti biasa aku hanya bermodalkan GPS dan arahan kata-kata saudara-saudaraku itu aku mulai meraba Jakarta. Selalu tersesat, kehabisan ongkos, pulang larut malam, atau sengaja berlama-lama diluar menjadi temanku, karena teman yang sesungguhnya tidak mudah diraih disini, tidak seperti di Medan, kami mudah saling mengunjungi, macet menjadi salah satu alasan untuk tidak melakukannya. Nekat demi mendapatkan pekerjaan itu, aku menginap dikosan temanku daerah Setiabudi, aku bahagia meskipun sebentar bertemu dengan teman-teman kuliahku dan menolongku untuk mempersiapkan tes itu bahkan menawariku sempat menawari pekerjaan lain. Pagi esoknya aku harus FGD & Interview. Di ruang FGD aku berkenalan dengan 4 orang, beberapa yang aku ingat ada lulusan S2 UGM, S2 UI, dan S2 Atmajaya. Seperti yang sudah bisa ditebak aku gagal. Berkali-kali mengikuti jobfair dan tes, seperti yang lainnya ini memuakkan. Aku lebih senang dikamar, tidur dikasur tipis itu, mungkin ambal lebih hangat, atau merapikan baju-baju ke koperku selesai kusetrika, terus beli jajan, baca buku tes kerja, daripada mengurus kios yang galon berat itu harus diangkat ke motor, kalau orang bilang diet itu susah, kali itu berat badanku turun 5kilo dalam 2minggu, itu bohong kalau diet susah, itu hanya gak niat. 

Hampir 3 bulan aku disitu, akhirnya pekerjaan yang unexpected pun akhirnya kuambil, untuk benar-benar bisa memulai semuanya sendiri daripada menyusahkan oranglain, aku pamit dan berangkat naik taksi ke daerah Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Berdua dengan temanku, demi awalnya niat irit, kami berdua dalam kamar yang kecil, sangat gak nyaman berbagi kasur kecil itu, tapi aku bersyukur bersama temanku itu, aku berbagi cerita, yah semuanya, akhirnya aku benar-benar memiliki teman disini, teman semasa kuliah. Tapi karena kantorku memiliki mess, better karena lebih irit, akhirnya aku pindah. Tapi aku selalu menghabiskan weekend bersama temanku itu, gereja, jalan-jalan, belanja, dan makan. Di mess, aku memiliki teman-teman yang baik, 2 diantaranya selalu menjadi penolongku, semoga aku pun begitu bagi mereka HEHE. Yang satunya Chinese, satu lagi asal Tegal, sampai saat ini mereka tetap ada untukku. Aku bersyukur bisa merasakan perubahan baik untuk kondisiku.

Seperti biasa, pekerjaan yang gak nyaman gak bisa menahanku, teamku sangat baik, tapi aku merasa ini semua gak cukup, aku gak bisa menikmati jobdes disini, dan merasa perlu istirahat akhirnya aku resign. Pekerjaan kedua, ada diciputat, Tangerang Selatan, Property, dan sebentar lagi akan menemui pekerjaan baru lainnya. Walaupun susah beradaptasi, tapi semua harus dihadapi, melanjutkan hidup..yang lebih baik...semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI STRATEGI : ISU-ISU PEMASARAN, KEUANGAN/AKUNTANSI, LITBANG, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

Sifat Alami dari Implementasi Strategi Faktanya, untuk setiap strategi yang telah direncanakan, implementasi yang baik atas strategi tersebut hanya menghasilkan keberhasilan sekitar 10 persen atau kurang. Hal ini dikarenakan kegagalan dalam melakukan segmentasi pasar yang baik, terlalu memperhatikan kebijakan akuisisi baru, dan tertinggal jauh dari dari para pesaing dalam litbang. Implementasi strategi berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manajer pabrik, manajer-manajer divisi, manajer departemen-departemen, manajer panjualan, manajer produk, manajer proyek, manajer personalia, manajer staf, supervisor, dan seluruh karyawan. A. Isu-Isu Pemasaran Ada beberapa contoh dari keputusan pemasaran yang mungkin membutuhkan kebijakan : 1. Menggunakan dealer atau kombinasi saluran yang eksklusif dalam distribusi. 2. Menggunakan iklan TV yang banyak, sedikit, atau tidak menggunakan sama sekali. 3. Membatasi (tidak membatasi) kontribusi a

Unsur-unsur pengambilan keputusan

Agar pengambilan keputusan lebih terarah, maka perlu diketahui unsur-unsur dari pengambilan keputusan tersebut, antara lain yaitu : 1. Tujuan dari pengambilan keputusan Misalnya jika anda membeli mobil baru, maka anda harus mengetahui lebih dahulu tujuannya. Biasanya tujuan yang umun adalah tujuan yang bersifat ekonomis. 2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah Untuk mengadakan identifikasi alternatif-alternatif yang akan digunakan, perlu kiranya membuat daftar macam-macam tindakan yang memungkinkan untuk mengadakan pilihan. 3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar jangkauan manusia Yang dimaksud kejadian diluar jangkauan manusia adalah peristiwa yang dapat dibayangkan manusia sebelumnya, namun manusia tidak sanggup atau kurang berdaya untuk mengatasinya. Misalnya keputusan membeli mobil baru itu perlu dikaitkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan seperti pem

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, natara lain : Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942) Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit